Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2014

Pemuja Rahasia

Seperti Jakarta, betapapun menjenuhkan aku tak bisa berpaling darinya. Sakit namun menggila karenanya. Entah sudah berapa ratus ribu detik yang kubuang untuk hanya melonggok parasmu dari balik jendela bilikku.  Kau selalu mempesona seperti Jakarta. Entah juga sudah berapa mili eritrosit yg tercecer saat kurajut pesonamu dalam kristik yang kukirim untukmu. Kali pertama, kali kedua, dan kali ketiga. kau masih mempesona layaknya Jakarta. penuh hingar, dan makin berbinar dalam kelam. Namun, malam dan pesonanya sudah hilang, aku kembali pada kenyataan.  Pada pagi dingin berselimut kabut, berada di balik jendela. Ya, karena rupa hanya menjadikanku anggapan sesal bagimu. Bahkan untuk sesimpul senyum pun mungkin kau tak mau. Karena jakarta selalu keras untuk para pendatangnya. Tapi toh statistik imigrasi terus meningkat. Begitupun kau, yang semacam Kota Jakarta. 5 Januari 2014 Dalam dingin kipas angin. Teruntuk seorang teman yang memilih menyembunyikan hati.