Betina

Percayalah hay betina, 

"Kepada yang membuat nyaman lalu pergi meninggalkan? Ketulusan tak setega itu,"

Perempuan itu bukan ingin menyulut, dia hanya ingin konsisten. kau sebut ia jahat, bukankah mubazir jika tuduhan tak terlaksana?

Perlukah betina, diungkapnya kehipokritan sesamamu? Yg kau kata sebagai kepo? 
Perempuan tak punya waktu bahkan untuk menyungging sinis terhadapmu.
Sesamamu dg rela hati memberi arti kemajemukan, status menggunjing, status menghasut dan status terhapus.

Ah, apa kau tahu? Sebagai perempuan haruslah berdiri di depan, bukan menghamba kepada tuan.

Berhentilah bercakap dan bermuka dua, tak ada perempuan yang memaksa untuk dikenalkan atau mengenalkan orang tua. Para perempuan, cukup diam, bergerak angkuh, dipersilahkan, dimohonkan.

Tidak ada perempuan yang mau dipegang bahkan sejengkal kulitnya oleh tuan bertanda kepemilikan.
Betina melakukan itu semua, bahkan ketika tahu tuan sudah bernama.

Kau kata perempuan itu "betina" sebab merebut tuan dihamba betina? 

Kutegaskan sekali lagi perempuan tetap perempuan, pasti bisa menjaga lelaki, jika tidak, ia bukan perempuan tapi betina yang mungkin sudah lama ditiadakan tapi merasa diadakan.

Hanya pelarian yang mencoba hidup dalam pikiran...

Taukah kau? Perempuan yang selalu mengiyakan tiap deringan teleponmu yang terangkat, tiap kelakar dan kunjungan sesaat.

Karena pelarian tak dapat disalahkan, bahkan oleh sebuah sms singkat mempertanyakan keabsahan.
Bahkan ketika kau ubah kalimat bersama para hipokritmu, cibiran datang dari yang kau anggap teman.
Ia tak ingin menyulut cerita, karena muak diumpak betina, tak perlu ditunjukkan rekam suara, rekam cahaya, rekam kata untuk menunjukkan bahwa kau masih meminta.

Perempuan tak mau menyalahkan, karena mungkin terlampau luas memberi batasan. 

Tidak pula untuk memperebutkan karena bahkan dua dari tiga cincin sudah dipulangkan.

Tapi betina, meminjam kata pria berkacamata teman dekat tuan dihamba "sungguh tak dinyana, beda kata tak seperti tabula rasa,"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bersenandung Bersama Ibu Pertiwi

Nanar

Perempuan Tua